Tujuan Allah Menciptakan Dunia Harta Usia dan Ilmu Pengetahuan
Hikmah Hadis
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّم : خَلَقَ اللهُ تَعَالَى
الدُّنْيَا لِلعِبْرَةِ لَا لِلعِمَارَةِ وَخَلَقَ العُمْرَ لِلتَّعَبُّدِ لَا لِلتَّنَعُّمِ وَخَلَقَ المَالَ
لِلاِنْفَاقِ لَا لِلاِمْسَاكِ وَخَلَقَ العِلْمَ لِلعَمَلِ لَا لِلمُفَاخَرَةِ وَ
الجِدَالِ
Nabi Muhammad SAW Bersabda: Allah SWT menciptakan
dunia sebagai Pelajaran bukan tempat untuk meramaikan kehidupan dan Allah
menciptakan usia untuk beribadah bukan untuk enak-enakan dan Allah juga
menciptakan harta untuk diinfakkan bukan untuk disimpan sendiri dan Allah
menciptakan ilmu pengetahuan untuk diamalkan bukan untuk
sombong-sombonganataupun untuk perdebatan yang tidak ada faedahnya.
Penjelasan
Hadis tentang Tujuan Allah Menciptakan Dunia, Usia, Harta, dan Ilmu Pengetahuan
Hadis ini
mengajarkan empat prinsip pokok tentang tujuan penciptaan dunia, usia manusia,
harta, dan ilmu pengetahuan. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa segala yang Allah berikan
memiliki fungsi utama yang harus dipahami seorang mukmin agar tidak salah dalam
memanfaatkannya.
1. Dunia
sebagai tempat ibrah (pelajaran), bukan sekadar pemakmuran lahiriah
خَلَقَ
اللهُ الدُّنْيَا لِلْعِبْرَةِ لا لِلْعِمَارَةِ
Allah menciptakan
dunia agar manusia mengambil pelajaran darinya: silih bergantinya siang
dan malam, kehidupan dan kematian, kebahagiaan dan kesedihan, semuanya memberi
isyarat bahwa dunia bukan tempat kekal.
- Dunia hanya sarana menuju akhirat,
bukan tujuan akhir.
- Pemakmuran dunia tetap penting,
tetapi jangan melupakan bahwa pada akhirnya dunia ini fana.
2. Usia untuk
beribadah, bukan sekadar bersenang-senang
وَخَلَقَ
الْعُمُرَ لِلتَّعَبُّدِ لا لِلتَّنَعُّمِ
Umur yang diberikan Allah
adalah modal ibadah.
- Setiap detik kehidupan bernilai amal
yang akan dipertanggungjawabkan.
- Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak
akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat hingga ia ditanya…
tentang umurnya, untuk apa ia habiskan.” (HR. Tirmidzi).
- Maka, masa muda, masa sehat, dan
seluruh waktu hendaknya digunakan untuk ketaatan, bukan hanya untuk
kesenangan duniawi yang melalaikan.
3. Harta untuk
diinfaqkan, bukan ditimbun
وَخَلَقَ
الْمَالَ لِلْإِنْفَاقِ لا لِلْإِمْسَاكِ
Harta dalam pandangan Islam adalah amanah.
- Allah tidak melarang memiliki harta,
tetapi melarang sifat kikir dan hanya menimbun tanpa memberi manfaat.
- Harta menjadi berkah bila
dibelanjakan di jalan Allah: zakat, sedekah, membantu fakir miskin,
menegakkan kebaikan.
- Menahan harta hanya untuk kesenangan
diri sendiri akan menjadikan harta sebagai fitnah dan beban di akhirat.
4. Ilmu untuk
diamalkan, bukan untuk berbangga diri atau berdebat sia-sia
وَخَلَقَ
الْعِلْمَ لِلْعَمَلِ لا لِلْمُفَاخَرَةِ وَالْجِدَالِ
Ilmu dalam Islam adalah cahaya
yang membimbing amal.
- Ilmu tidak bermanfaat bila tidak
diamalkan.
- Rasulullah ﷺ berdoa: “Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat.” (HR.
Muslim).
- Ilmu bukan untuk menyombongkan diri,
merasa lebih pintar dari orang lain, atau memperdebatkan hal-hal yang
tidak memberi manfaat.
- Hakikat ilmu adalah melahirkan
ketakwaan, akhlak mulia, dan amal shaleh.
Kesimpulan
Hadis ini
mengingatkan agar manusia memahami fungsi hakiki dari nikmat yang Allah
berikan:
- Dunia → tempat mengambil pelajaran menuju
akhirat.
- Usia → dipakai untuk ibadah.
- Harta → digunakan untuk memberi manfaat
dan berinfak.
- Ilmu → diamalkan untuk kebaikan, bukan
untuk kesombongan.
Dengan memahami prinsip ini, seorang muslim akan lebih mudah menjaga diri dari tipuan dunia dan mengarahkan hidupnya untuk tujuan yang lebih tinggi, yaitu keridhaan Allah SWT. Yk.


Tidak ada komentar